Katalog Ikan Hias
KISSING GOURAMI
Punya nama lain Pink Kissing Gourami, Olive Kissing Gourami, Kisser Fish, Kissing Fish. Ikan dengan nama latin Helostoma Temmincki ini merupakan sepupu dekat dari ikan gurami yang biasanya kita jumpai dalam bentuk goreng dan bakar di restoran.
Apa keistimewaan dari ikan ini sehingga bisa menjadi lambang dari Valentine? Ternyata mereka sering terpergok "berciuman". Sungguh pemandangan yang menarik meski hanya berlangsung dalam waktu singkat. Ini dimungkinkan karena mereka punya bibir yang dapat dipanjangkan dan dikerutkan, sama seperti yang dilakukan manusia ketika sedang berciuman. Karena tingkah lakunya yang menarik ini maka ikan ini bisa dihadiahkan sebagai bingkisan Valentine.
Padahal sesungguhnya ikan ini "berciuman" bukan untuk menunjukkan kasih sayang kepada pasangannya, tetapi dilakukan untuk mempertahankan daerah kekuasaan mereka. Biasanya melibatkan para pejantan. Mereka memanjangkan bibirnya dan kemudian saling mendorong. Pertarungan disini adalah siapa yang bisa menekan lebih kuat.
Tetapi karena ritual "berciuman"-nya ini maka sudah terlanjur dianalogikan sebagai lambang kasih sayang meski sebenarnya bukan. Terlihat lucu, karena bertarung malah memakai cara 'berciuman' seperti ini. Andaikan saja hal ini terjadi di dunia manusia maka dipastikan tidak akan ada lagi yang namanya adu jotos atau senjata. Karena isinya hanya "berciuman". Dunia pasti menjadi damai dibuatnya. Juga bukanlah suatu hal yang mengherankan, bakal akan banyak yang rela bertarung memperebutkan area dengan cara Kissing Gourami ini, apalagi jika lawannya itu seperti Britney Spears. Dijamin pasti tidak akan ada yang menolak.
Jumat, 20 Agustus 2010
Ikan Red Devil
Katalog Ikan Hias
Termasuk dalam jenis siklid. Dan bisa dibilang ikan hibrid Louhan yang pernah nge-trend juga mempunyai darah hasil persilangan dengan Red Devil dengan jenis siklid lainnya.
Ikan ini punya kelebihan. Selain nama populer yang keren mirip dengan julukan klub papan atas Manchester United, ikan ini juga dikenal memiliki warna yang indah. Jika terawat sempurna, warna ikan ini bisa mencapai orange kemerahan. Namun kebanyakan warna pada umumnya adalah kuning jeruk.
Selain itu, ikan ini memiliki ciri-ciri matanya yang merah dan terdapat jenong dikepala untuk jantan ukuran dewasa matang kelamin. Tentunya ikan ini jenis predator juga. Karnivora dan petarung teritorial handal. Sisi menarik lainnya yang saya suka adalah ikan jenis ini mudah dikembangbiakkan. Sama dengan ikan Mujair, ikan ini termasuk kategori good parent. Dia akan melindungi anak anaknya sampai ukuran mandiri. Hanya saja bukan mouthbreeder yang menjaga anak-anaknya dalam mulut seperti ikan mujair.
Kembali ke kabar dari teman saya itu. Dikatakannya ikan favorit kami itu kini telah menjadi hama di perairan Indonesia. bahkan menurutnya, sekarang Red Devil sudah beralih jabatan dari ikan hias menjadi kripik ikan, dan itu telah diulas salah satu TV swasta.
Setelah tahu lalu apa yang ada dalam benak saya? merasa bersalah tentunya. Ikan Red Devil bukanlah ikan asli perairan Indonesia. Ikan ini ikan asli perairan Amazon, perairan Amerika. Saya merasa bersalah karena secara tidak langsung ikut menyukseskan invasi besar-besaran red devil ke sungai, tambak dan waduk Indonesia.
Selama kurun tahun 1999 – 2003, kolam ikan saya di rumah termasuk produktif menghasilkan ikan-ikan red devil. Tapi bukan untuk produksi dijual lagi. Hanya untuk kesenangan saja membiakkan. Dari ratusan anakan yang tumbuh, hanya kira2 sepuluh ikan yang dapa survive sampai ukuran remaja dan dewasa. Lainnya? terkadang dimangsa ikan lain nya yang berada di kolam atau ikut terbuang saat proses pengurasan kolam. Nah, yang terakhir ini yang membuat saya merasa bersalah. Ikan jenis ini tergolong survive dengan segala kondisi air. Bisa jadi ikan yang ada di sungai atau di tambak, adalah dari kolam saya.
Saya ingat betul pada tahun 1999, di toko ikan hias, red devil dewasa hanya dihargai kurang dari Rp10.000. Murah meriah memang ikan ini dulu. Dan menginjak jaman keemasan Louhan, ikan ini juga sempat ikut naik harganya karena bisa dikatakan Red Devil juga moyangnya Louhan. Nah, kalau saat ini Red Devil di Indonesia berubah menjadi kripik, mungkin sudah takdirnya karena perangainya sendiri. Tapi saya mungkin tetap punya andil membawa ikan mata merah ini ke penggorengan.
Maaf buat perairan Indonesia. Maaf juga buat RedDevil, di Indonesia kini kisahmu hanya sampai di kemasan plastik berlabel Kripik Ikan Enak bu Siti asli Dusun Soka, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo. Semoga dengan notes ini para hobiis dapat mengambil suatu pesan moral. Hati-hati dengan peliharaan anda! Memeliharalah dengan bijaksana. Jangan sampai kejadian enceg gondok, piranha dan red devil menghapus kekayaan flora dan fauna Indonesia. ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)